KE INSTAGRAM KAMI YUK BANYAK KONTEN MENARIK?
Anak-anak, perlu kalian pahami bahwa adab atau tata krama itu berada di atas ilmu pengetahuan/keterampilan. Apalah artinya kalian terampil, banyak pengetahuan, namun kalian tak cakap dalam ber-adab. Ingatlah, sejatinya sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan semata. Kalau hanya mencari pengetahuan dan keterampilan, Google dan Youtube akan lebih baik dari sekolah. Dan, banyak orang sukses tanpa sekolah hanya berbekal Google dan Youtube saja. Namun, apa yang tidak dimiliki oleh Google dan Youtube? Keduanya tidak bisa membentuk pribadi yang beradab.
Pribadi yang beradab hanya bisa dibentuk di sekolah. Tidak ada matapelajaran adab, tidak ada kurikulum budipekerti. Sebab, adab dan budipekerti tidak bisa diteorikan. Keduanya harus dipraktikkan. Dilatih. Kadang juga gagal. Berat. Namun, lambat laun akan menjadi sebuah kebiasaan baik yang akan kalian ingat tidak hanya satu sampai tiga tahun; namun kebiasaan baik yang akan kalian lakukan seumur hidup!
Di sekolah, belajar selama tiga tahun sudah cukup; namun untuk melupakan kenangannya, kamu butuh seumur hidup!
Ada tiga adab yang harus kalian pahami saat di sekolah. Pertama, adab saat berada di dalam kelas. Kedua, adab saat bertemu dengan guru. Ketiga, adab saat berinteraksi secara daring (online).
Pertama: adab di dalam kelas. Sebelum guru datang pastikan meja guru bersih, kursi untuk guru sudah tersedia, papan tulis juga sudah dihapus. Kecuali, jika ada catatan yang belum selesai kamu catat. Berbicaralah dengan sopan. Jika memungkinkan sebelum bertanya, angkat tanganmu terlebih dahulu. Tidak jarang, ada sejumlah anak yang menantang guru. Ia ingin dikatakan hebat oleh teman sekelasnya. Ia haus pujian sehingga berani mempermalukan guru. Watak-watak seperti ini harus dihindari. Jika kamu menghendaki pujian teman sekelas, sejatinya itu rugi jika dilakukan dengan cara itu. Kamu harus memikirkan cara untuk mengharumkan dengan prestasi, misalnya mengikuti lomba sehingga kamu menang. Namun, tidak jarang, mental seperti ini sudah sangat jarang. Anak-anak membutuhkan pengakuan instan, bahkan jika perlu ia akan mempermalukan guru: menantang, berkata kasar, merekam guru saat di kelas, dan lain sebagainya. Guru memang bukan manusia yang sempurna. Apabila ada kesalahan, sampaikan dengan cara santun yang tidak mempermalukannya. Semoga kalian dihindarkan dari mental-mental seperti itu. Selamat dunia akhirat.
Kedua, adab saat bertemu guru. Tidak bisa dipungkiri kalian akan bertemu. Sapalah terlebih dahulu. Jangan memanggil saat berada di kejauhan. Datangilah hingga berjarak kurang lebih satu meter. Jangan lupa beri tahu siapa dirimu dan dari kelas mana. Dari sekian banyak murid, gurumu tentu tidak hafal nama satu-persatu. Jangan bermain tebak-tebakan dengan gurumu: "Hayo Bu, nama saya siapa? Kelas berapa?" Sebaliknya, kamu yang harus hafal nama guru-gurumu, terutama yang mengajarmu. Bagaimana keberkahan ilmu bisa merasuk dalam kalbumu kalau nama gurumu saja kamu tidak tahu?
Ketiga, adab saat berinteraksi secara daring (online). Perhatikan infografis berikut ini.
Agar sempurna, kamu juga harus memahami adab bersama orang tua, klik tombol di bawah ini.