KE INSTAGRAM KAMI YUK BANYAK KONTEN MENARIK?
Sumber Gambar: https://filebroker-cdn.lazada.co.id/kf/S6635bb5c708b4ecab4f4fcc9102c07dfn.jpg
Apa yang terlintas pertama kali di benakmu saat melihat badut? Kemungkinan kamu akan menganggap bahwa badut adalah lucu. Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa di balik topengnya yang lucu, tersenyum, dan senantiasa menghibur terdapat wajah asli yang disembunyikan?
Bisa jadi, di balik topeng yang selalu tersenyum itu, wajah asli badut itu justru: menahan pedih, menahan gerah, lapar, haus demi menghidupi seseorang di rumah. Seseorang di rumah itu, bisa jadi adalah KAMU!
Mungkin orang tuamu tidak bekerja sebagai seorang badut. Namun, badut adalah simbol dari kepura-puraan orang tua. Ia tetap memakai topeng tegar, pura-pura tertawa, marah, atau pun tegar. Namun, wajah aslinya memendam pedih, pengorbanan yang tak terbaca oleh sang anak.
Di kala sendiri, bisa jadi orang tuamu tenggelam dalam tangisan doa. Tidak jarang, mereka menahan lapar agar kamu tetap kenyang. Mereka menahan membeli sesuatu yang ia dambakan agar kamu tetap bisa sekolah. Ponsel yang kamu miliki, sepeda motor yang kamu pakai, baju yang kamu kenakan: pernahkah terpikir olehmu bagaimana mereka memeras keringat agar kamu bisa mendapatkan kehidupan yang layak?
Sumber gambar: https://www.rancahpost.com/201902125764/melepas-lelah-sambil-melihat-anaknya-makan-potret-pria-berkostum-badut-ini-memilukan/
Sementara itu, kamu sering menganggap orang tuamu adalah beban. Mereka seperti tak pernah memahamimu. Kamu menuntut mereka seperti orang tua yang lainnya. Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa mereka ada tidak untuk selamanya. Bahkan, kamu tidak pernah tahu berapa waktu yang tersisa untuk bersama mereka. Ingatlah:
Hari ini, kamu mungkin ingin kabur dari rumah dengan segala aturan di dalamnya; namun suatu ketika kamu akan meninggalkan mereka entah karena kerja atau menikah. Saat itu, kamu akan sangat merindukan rumah dengan selaga aturan di dalamnya.
W.S. Rendra dalam salah satu penggalan puisinya mengisyaratkan bahwa setiap anak akan menemukan sebuah masa sebagaimana tergambar dalam puisinya:
Burung Dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kau piara
kini telah terbang dan telah menemu jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Dengan demikian, ada sejumah hal yang bisa kamu lakukan mumpung orang tuamu masih ada. Berikut ini adalah sejumlah adab dan sejumlah praktik baik yang bisa kamu lakukan selama di rumah:
Bantu Meringankan Beban Mereka
Di pagi hari, cobalah bangun lebih awal. Bantulah mereka misalnya menyapu halaman atau rumah. Tanyakan kepada ibumu, "Apa yang bisa saya bantu?" Begitu juga kepada ayahmu. Sepulang sekolah, juga begitu. Terlebih di hari Sabtu ketika kamu libur. Perbanyak untuk membantu mereka.
Membantah sewajarnya.
Riset yang dilakukan Sanggar Aksara ( 2018) menyebutkan bahwa tidak sedikit anak-anak yang sering melawan dan membantah orang tua. Memang, orang tua terkadang juga salah. Namun, kamu tidak perlu membantah dengan emosional. Belajarlah untuk menjelaskan dengan cara yang tidak menyakiti hati mereka.
Jangan lupa doakan mereka.
Setiap hari, jangan pernah lalai. Upayakan untuk mendoakan mereka. Ini juga akan membantu kamu menjadi lebih peka terhadap mereka. InsyaAlloh, kami akan dilembutkan hatinya dan ditunjukkan kepadamu betapa orang tuamu sangatlah menyayangimu, meskipun dengan cara yang susah kamu pahami.