KE INSTAGRAM KAMI YUK BANYAK KONTEN MENARIK?
Oleh: Rodiah, S.Pd.I & Zuriana, S.Pd.I
Diposting pada: Sabtu, 15 Januari 2022
Pendidikan karakter sudah lama dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional ke dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, apakah saat ini pendidikan karakter telah berhasil ditanamkan pada generasi bangsa ini?
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membangun akhlak dan moral baik kepada peserta didik saat di sekolah maupun di kehidupan bermasyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan anak ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat agar ia bisa tumbuh dengan memahami nilai dan norma tersebut.
Pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak dasar dari usia kanak-kanak atau usia emas (golden age) karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Untuk memulai pendidikan karakter pada anak, dapat dimulai dari hal sederhana, yaitu mengintergrasikan pembelajaran kearifan lokal dalam kurikulum di sekolah. Memanfaatkan kearifan lokal perlu dilakukan di sekolah agar dapat mencapai pembelajaran yang harmonis serta berkelanjutan, sehingga terwujud pembelajaran efektif dan kontekstual yang dekat dengan dunia peserta didik dan kehidupannya sehari-hari.
Mengintegrasikan kearifan lokal ke pendidikan dapat menciptakan suatu budaya kehidupan yang baik bagi peserta didik. Untuk membentuk budaya hidup pada peserta didik yang berperan adalah guru, sebagaimana kita tau guru mempunyai pengaruh besar kepada keberhasilan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, peran orang tua juga peting karena pendidikan karakter sesungguhnya dimulai dari rumah (Pendidikan keluarga). Saat di sekolah, guru “menebalkan” karakter baik yang telah dimiliki anak dan “mengikis” bahkan “membuang” kebiasaan buruk yang ada pada anak.
Banyak kearifan lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di sekolah yang kemudian menanamkan pendidikan karakter anak, seperti pembelajaran di alam. Anak-anak diajak dan dibimbing untuk mencintai lingkungan dimulai dari menanam satu jenis tanaman yang bermanfaat (tanaman hias atau tanaman herbal) di perkarangan sekolah. Lalu setiap anak diminta untuk merawat tanaman mereka masing-masing seperti menyiramnya setiap hari. Setiap anak juga diajak untuk menjaga tanaman temannya dengan cara tidak merusak tanaman tersebut. Anak yang merawat tanaman tersebut hingga tumbuh subur, melalui proses pembelajaran psikologis yang sangat bermakna, seperti kegigihan dan kesabaran serta peduli dengan kelestarian lingkungan.
Tak hanya kearifan lokal di atas yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah untuk mewujudkan pendidikan karakter. Masih banyak kearifan lokal lain yang relevan dengan nilai-nilai pendidikan karakter, seperti bersama-sama mengolah sampah menjadi barang yang bernilai dan berharga. Berbagai pengetahuan dan kebiasaan bermanfaat dan bekerja dengan baik dalam pendidikan karakter. Kearifan lokal berfungsi sebagai instrumen pendidikan dan perisai bagi identitas anak-anak, melindungi mereka dari dampak negatif pada perkembangan dan kemajuan saat ini. Kearifan lokal berperan dalam menambah motivasi belajar anak didik, membantu anak didik belajar sesuai tahapan kognitifnya, memahami luasnya fungsi dari ilmu juga pengetahuan, mengenal dan menghargai kearifan lokal.