KE INSTAGRAM KAMI YUK BANYAK KONTEN MENARIK?
Oleh: Rodiah, S.Pd.I; Zuriana, S.Pd.I; dan Ridi Widi Astuti, S.TP
Diposting pada: Senin, 29 Agustus 2022
Esktrakurikuler merupakan kegiatan yang ada di setiap sekolah. Berbagai kegiatan dirancang dan dilaksanakan sebagai wadah pengembangan minat dan bakat siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berbagai macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah, mulai dari bidang agama, olahraga, seni, dan sebagainya. Berbicara ekstrakurikuler bidang agama, ada salah satu ekstrakurikuler yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa beragama Islam, yaitu Esktrakurikuler Rohani Islam (Rohis). Rohis merupakan salah satu ekstrakurikuler Agama Islam yang bertujuan untuk memperkuat, memperkaya, meningkatkan nilai dan moral, mengembangkan minat, bakat, dan kepribadian siswa dalam mengamati dan menguasai keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan sejarah Islam.
Kegiatan Rohis awalnya sebagai pelengkap dari mata pelajaran Agama Islam yang hanya diajarkan satu kali dalam seminggu dengan durasi 1-2 jam pelajaran. Sangat singkat untuk pelajaran yang sangat penting dalam pembentukan akhlak mulia siswa. Esktrakurikuler Rohis di sekolah dapat dikatakan sebagai kegiatan keagamaan yang mandiri karena dikembangkan secara mandiri oleh siswa dan Pembina Rohis.
Tujuan dari ekstrakurikuler Rohis sangat relevan dengan pendidikan karakter, sehingga jika ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan dengan rutin dan manajemen yang baik, dapat membantu terwujudnya pendidikan karakter di sekolah. Esktrakurikuler Rohis ini tak kalah penting dengan ekstrakurikuler lain dan bahkan sangat penting dalam situasi remaja yang telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Namun, ekstrakurikuler yang penting ini justru disepelekan oleh siswa dan beberapa pihak sekolah. Siswa lebih memilih strakurikuler lain yang dianggap lebih menyenangkan dan terlihat jelas prestasinya. Sama halnya dengan pihak sekolah yang lebih peduli dan mendukung pelaksanaan ekstrakurikuler di bidang lain seperti ekstrakurikuler bidang olahraga, seni, dan bahasa.
Ekstrakurikuler Rohis hanya diminati dan diikuti oleh Sebagian kecil siswa di sekolah. Berbeda dengan ekstrakurikuler olahraga, seni dan sebagainya yang diminati dan diikuti oleh sebagian besar siswa. Padahal Rohis sangat berperan dalam mengarahkan dan membimbing siswa berakhlak mulia dan memahami ajaran Islam lebih mendalam sesuai syariat dan usia siswa.
Adapun peran Rohis dalam meningkatkan wawasan keislaman dan sikap keberagamaan ialah melalui kegiatan yang tersisipkan aspek keimanan yaitu dengan menerapkan ilmu tauhid pada kegiatan mentoring dan pengajian rutinan, aspek ibadah yaitu dengan kegiatan shalat duha dan tahajjud berjamaah, tilawah Alquran, berpuasa senin kamis, dan aspek akhlak dan sosial yaitu dengan membiasakan berkata baik, berperilaku sopan dan berakhlak mulia, ta’zim kepada guru, gerakan bersedekah, dan masjid hunian terindah (Amanulloh dkk, 2019).
Ketika sekolah masih dipenuhi oleh gerenasi milenial, Rohis masih diminati oleh siswa di SMP dan SMA. Namun, saat memasuki era Gen Z, peminat ekstrakurikuler Rohis mulai berkurang. Siswa lebih tertarik mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan seni. Hal tersebut dipengaruhi banyak faktor, salah satunya lingkungan sosial yang kurang mendukung anak untuk memperdalam pengetahuan Agama Islam. Studi yang dilakukan Neliwati Sobari (2024), kegembiraan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah yang meliputi teman sebaya, guru, dan tenaga administrasi. Masyarakat, tetangga siswa, dan teman bermain di kampung siswa semuanya merupakan bagian dari lingkungan sosial siswa. Orang tua dan keluarga siswa sendiri merupakan lingkungan sosial yang mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan belajar. Ciri-ciri orang tua, dinamika keluarga, strategi resolusi konflik, dan demografi keluarga (geografi) semuanya dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa secara positif atau negatif (Sobari dkk, 2024).
Orang tua dan pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) harus memberikan perhatian besar terhadap kurangnya minat siswa mengikuti ekstrakurikuler Rohis. Orang tua di rumah harus menanamkan kebiasaan beribadah kepada anak dan mengarahkan anak selalu mencari lingkungan yang baik dan memungkinkan untuk berakhlak mulia, sehingga ketika memilih ekstrakurikuler di sekolah, mereka mempunyai ketertarikan mengikuti ekstrakurikuler agama, seperti Rohis.
Kepala sekolah dan guru, harus lebih mendukung ekstrakurikuler Rohis melalui berbagai cara, seperti memberikan tempat ternyaman kepada siswa saat mengikuti kegiatan tersebut, update tentang perlombaan keagamaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti perlombaan tersebut, dan menganggarkan dana yang adil untuk terlaksananya kegiatan keagaaman ini. Maksudnya “menganggarkan dana yang adil” adalah pihak sekolah tidak boleh memberikan anggaran terlalu besar kepada salah satu ekstrakurikuler lain. Dana ekstrakurikuler harus dianggarkan sesuai kebutuhan sehingga dapat berjalan dengan semestinya.
Jika orang tua dan pihak sekolah telah menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar, Rohis tidak lagi disepelekan dan sangat besar kemungkinan siswa memiliki minat dan ketertarikan mengikuti ekstrakurikuler Rohis. Apabila Pendidikan dalam Rohis terlaksana dengan semestinya, membuka peluang besar terwujudnya pendidikan karakter.
Ajaran agama tidak membuat kita terikat, tetapi menjadi penyelamat. Islam bukan phobia tapi menenangkan jiwa. Jika kamu menjauh dari pencipta, maka kamu menjerumuskan hidup dalam sengsara.